Jumat, 22 Maret 2019

Kurang Tidur Menyebabkan Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) - Mitos atau Fakta ?

Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol. 

Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. 
Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan dan lain-lain.

Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus.
Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.
Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa. 

Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. 
Tidur memberikan kesempatan pada tubuh untuk mengatur sistem saraf otonom, yang merupakan bagian dari sistem saraf yang mengatur respon fisik terhadap stres. Ketika Anda menghadapi penyebab stres, misalnya Anda harus mengejar deadline pekerjaan, organ-organ tubuh seperti otak dan jantung pun harus bekerja ekstra keras supaya Anda bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Bila respon ini terus-terusan berada dalam keadaan aktif, hal ini menyebabkan produksi hormon stres seperti kortisol yang berlebihan pada tubuh. Jika kadarnya terlalu banyak dalam jangka waktu yang lama, hormon tersebut bisa membahayakan.

Dampak bagi tekanan darah
Sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Mayo Clinic menghasilkan fakta bahwa kebiasaan tidur kurang dari lima jam dimalam hari akan meningkatkan resiko terkena tekanan darah tinggi. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa kebiasaan tidur kurang dari enam jam setiap malam akan meningkatkan tekanan darah hingga 20% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidur cukup setiap malam.

Mengganggu respon stres tubuh
Istirahat malam akan membuat tubuh mampu mengendalikan sistem syaraf otonom. Sistem syaraf ini memiliki kaitan dengan kemampuan tubuh dalam merespon stres. Hal ini akan membuat produksi hormon-hormon tertentu seperti hormon kortisol menjadi semakin berlebihan. Keberadaan hormon kortisol ini akan membuat pembuluh darah semakin mengecil. Hal ini juga berimbas pada meningkatnya tekanan darah dengan signifikan. Selain itu, hal ini juga akan membuat gangguan pada sistem metabolisme glukosa yang akhirnya akan meningkatkan resiko diabetes dengan signifikan.

Mengganggu aktivitas hormon tubuh
Saat tidur malam, bagian hipofisis dan hipotalamus otak yang berperan besar dalam mengendalikan hormon adrenalin dan kortisol akan terganggu. Sebagai informasi, hormon kortisol atau hormon stres seharusnya berada di titik terendah di jam tengah malam hingga pukul 04.00 pagi. Jika kita tidak tidur, maka kadar hormon ini tidak bisa turun sebagaimana mestinya dan akhirnya menyebabkan stres fisik ataupun psikis yang akhirnya mempengaruhi tekanan darah dan resiko hipertensi.

1 komentar:

  1. numpang share ya min ^^
    bosan tidak tahu harus mengerjakan apa ^^
    daripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
    F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
    ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus

Gunakan Komentar Dengan Bijak