Kamis, 14 Maret 2019

Pertolongan Pertama Pada Mimisan

Sering mimisan? 
Hati-hati ya jangan sampai salah menangani. Bukannya sembuh nanti malah tambah gak berhenti-berhenti mimisannya...



Epistaksis atau sering disebut mimisan adalah perdarahan dari hidung dapat berasal dari bagian anterior rongga hidung atau dari bagian posterior rongga hidung. Dapat terjadi akibat sebab lokal atau sebab umum (kelainan sistemik). Epistaksis bukan suatu penyakit melainkan gejala suatu kelainan. Perdarahan yang terjadi di hidung adalah akibat kelainan setempat atau penyakit umum. Kebanyakan ringan dan sering berhenti sendiri tanpa memerlukan bantuan medis, tetapi epistaksis yang berat, walaupun jarang, merupakan masalah kedaruratan yang berakibat fatal bila tidak segera ditangani (Endang & Retno, 2008).

Epistaksis sering ditemukan sehari-hari dan mungkin hampir 90% dapat berhenti dengan sendirinya (spontan) atau dengan tindakan sederhana yang dilakukan oleh pasien sendiri dengan jalan menekan hidungnya (Iskandar & Supardi, 1993).

Berikut ini beberapa cara menangani pertolongan pertama pada mimisan :

1. Istirahatkan diri
2. Pencet cuping hidung selama 10 menit
3. Tundukan kepala, tubuh condong ke depan, ambil nafas lewat mulut
4. jangan berbicara, batuk, menelan, atau mengendus karena hal tersebut dapat mengganggu proses pembekuan darah. sediakan tisu untuk menyekat tetesan darah
5. Setelah 10 menit buka tekanan pada hidung secara perlahan. Bila belum berhenti, lanjutkan sampai 30 menit
6. Jika masih terjadi perdarahan, maka bawalah ke fasilitas kesehatan terdekat dengan tetap menjaga posisi dan pencetan pada cuping hidung.
7. Jika perdarahan sudah berhenti, maka bersihkan bekas darah yang ada di sekitar hidung dan mulut
8. Larangan : jangan mengorek hidung, jangan melakukan aktivitas fisik, usahakan jangan batuk atau bersin


Referensi :
Endang, M., Retno, W. (2008). Epistaksis. Soepardi EA, Iskandar NH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL, edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI: hal 155-9.
Iskandar, N., Supardi, E.A. (1993). (eds) Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Kedua, Jakarta FKUI, hal. 85, 103-7.

Thanks to STIKes ICsada

0 komentar:

Posting Komentar

Gunakan Komentar Dengan Bijak